SISTEM E-PAYMENT UNSOED: sebuah mimpi yang menjadi kenyataan

Sebuah terobosan dan loncatan besar dalam bidang pengelolaan keuangan negara akan segera dilakukan oleh Universitas Jenderal Soedirman mulai besok tanggal 22 Februari 2012. Adalah implementasi sistem pembayaran secara elektronik (e-Payment), yang telah lama menjadi mimpi mengelola keuangan negara tanpa kertas (paperless). Pada tanggal tersebut Unsoed akan me-launching sebuah sistem e-Payment yang diharapkan akan merubah banyak hal dalam pengelolaan keuangan, mulai dari perubahan mindset, perilaku sampai dengan prosedur teknisnya. Jadi mulai tahun anggaran 2012 ini, Unsoed akan menjalankan sistem perbendaharaan digital yang diawali dari sistem pembayaran secara elektronik (e-Payment). Sebagaimana tulisan saya pada bulan Januari 2011 tentang mimpi mengelola keuangan negara secara elektronik (baca: http://yanrestianto.blogspot.com/2011/01/mengelola-keuangan-negara-secara.html ) akhirnya menjadi kenyataan. Membutuhkan semangat, keseriusan pemikiran dan waktu yang tidak sebentar untuk mematangkan wacana konsep menjadi sebuah konsep yang siap dijalankan. Kemudian yang tidak kalah penting juga adalah komitmen dan keberanian pimpinan Unsoed dalam membuat keputusan untuk segera mengimplementasikan konsep sistem e-Payment tersebut.

Tujuan dasar dikembangkannya sistem e-Payment adalah untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pengelolaan keuangan khususnya di Unsoed, yakni berupa sering terjadinya keterlambatan pembayaran, ketidaklengkapan dan kurang akuratnya dokumen, informasi keuangan yang tidak tepat waktu dan sederet permasalahan teknis lainnya. Permasalahan yang terjadi selama ini lebih didominasi karena ketidakpahaman, ketidakcermatan orang yang menjalankan sistem manual. Dengan sistem elektronik dimana komputer sangat berperan dalam menangani transaksi-transaksi keuangan yang terjadi, kesalahan yang terjadi karena faktor manusia sudah pasti dapat dikurangi. Belum lagi dari segi kecepatan dan keakuratan pemrosesan transaksinya. Dengan demikian paling tidak ada harapan baru dalam pengelolaan keuangan bahwa jaminan keakuratan, kecepatan proses dan kehandalan informasi dapat meningkat, yang akan berujung pada efisiensi, efektivitas, transparansi, akuntabilitas dan auditabilitas sistem keuangan.

Sistem e-Payment yang dikembangkan oleh Unsoed, jika dilihat dari sudut pandang teknologi informasi sebenarnya tidak ada hal yang istimewa. Sebagai contoh adalah tanda tangan digital, enkripsi dan dekripsi data, jaminan keamanan data, electronic data interchange (EDI) melalui media internet maupun intranet adalah hal yang sudah lazim dalam transaksi keuangan berbasis teknologi informasi. Hal yang menarik disini adalah penggunaan teknologi informasi dalam bidang pengelolaan keuangan negara, yang selama sekian tahun seolah menjadi hal yang “tabu”, seolah tidak dijamin “validitas” atau keabsahannya karena lebih valid menggunakan media kertas, ditandatangani, distempel, dijilid dan proses-proses manual lainnya. Hal tersebut beberapa tahun yang lalu memang masih relevan untuk diperdebatkan, tetapi sekarang dasar hukum untuk melakukan hal tersebut sudah sangat jelas. Lahirnya UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah jawabannya. Belum lagi peraturan-peraturan teknis lainnya seperti untuk Badan Layanan Umum adalah PP No. 23 Tahun 2005, PMK No. 76 Tahun 2008 yang didalamnya berisi “kebolehan” untuk melakukan transaksi dan pencatatan keuangan secara elektronik. 

Last but not least, tak ada gading yang tak retak. Semua hal baru pasti dan wajar jika terdapat pro dan kontra. Tidak bisa dipungkiri dan hindari bahwasanya dalam sebuah sistem yang baru pastilah terdapat kelemahan, hambatan dan tantangan yang baru pula. Menjadi tugas kita bersama untuk menjadikan semua kelemahan, permasalahan dan hambatan sebagai pelajaran berharga untuk perbaikan. Dengan keyakinan bahwa berawal dari tujuan yang baik, maka sebuah sistem pasti akan berjalan dan didukung dengan baik pula. Menjadi tugas kita bersama untuk merawat dan mengembangkan sistem e-Payment yang telah mulai dibangun pondasinya. Merawat dan mengembangkan justru lebih berat dibandingkan membangunnya, begitulah kira-kira kata orang bijak. Mari kita pastikan mimpi kita untuk mengelola keuangan negara dengan baik semakin menjadi nyata. Tidak ada pilihan lain bagi kita selain bekerja, bekerja dan bekerja; berdoa, berdoa dan berdoa. Selamat menikmati dan mengkritisi.